Jumat, 03 Juli 2020

Framework React Native Vs Flutter Lebih Cantik Mana?

Saat ini ada sekitar 2,5 miliar pengguna smartphone di seluruh dunia, dan jumlah itu terus meningkat setiap hari. Orang-orang memakai smartphone mereka untuk banyak hal mulai dari browsing, sosial media hingga melaksanakan transaksi bisnis.  Banyak perusahaan kini menyadari pentingnya memiliki aplikasi mobile sebagai bagian keberlangsungan operasional maupun untuk kepentingan bisnis. Untuk perusahaan yang mempunyai budget besar, mungkin mudah bagi mereka untuk merekrut tim pengembangan untuk platform mobile iOS dan Android, tetapi tidak semua perusahaan mampu melaksanakan itu.  Selain itu, mengorganisir beberapa basis instruksi untuk platform yang berlawanan cukup rumit.  Cross-platform menjadi penyelesaian untuk masalah seperti ini, dimana hanya cukup mengelola atau menyebarkan aplikasi dengan satu basis aba-aba dan dapat digunakan di platform yang berbeda. Akhir-tamat ini banyak muncul framework yang dapat dipakai untuk mengembangkan aplikasi mobile yang mampu lintas platform antara lain React Native dan Flutter . React Native dan Flutter merupakan framework yang mampu dipakai untuk berbagi aplikasi mobile untuk platform yang berlawanan. Mari kita bahas tentang dua framework yang terkenal ini. Apa Itu React Native dan Flutter? React Native yaitu framework untuk mengembangkan aplikasi mobile lintas platform. React Native dikembangkan oleh Jordan Walke seorang software engineer di Facebook. React Native mempergunakan library Javascript yang terkenal adalah React.js dan Javascript untuk membangun aplikasi untuk platform Android dan iOS. Flutter yaitu framework untuk mengembangkan aplikasi mobile lintas platform yang dikembangkan oleh Google. Flutter pertama kali diumumkan pada 2017 pada konferensi pengembang I / O Google. Versi stabil Flutter lalu dirilis pada Juli 2019.  Framework Flutter tidak dibangun dengan Javascript, melainkan memakai bahasa pemrograman Dart yakni bahasa C yang berorientasi objek statis yang dikembangkan oleh Google juga. Kedua framework ini memiliki kesamaan yakni sama-sama populer dan dapat digunakan untuk membuatkan apllikasi mobile untuk lintas platform iOS dan Android. Jika kita ingin membandingkan dua framework populer ini, maka ada beberapa hal yang mempesona untuk dibandingkan secara head-to-head, yakni: Bahasa pemrograman Proses Instalasi Komponen UI Performa Komunitas Mari kita diskusikan satu per satu dari beberapa poin diatas yang akan kita bandingkan antara React Native dan Flutter. #1 Bahasa Pemrograman Pengembangan aplikasi mobile di React Native dijalankan dengan bahasa pemrograman Javascript dan React. Hal ini menjadi laba besar bagi developer web alasannya adalah mereka tidak perlu berguru bahasa baru kalau ingin mulai menggunakan React Native. Developer web pasti telah familiar dengan bahasa pemrograman JavaScript maupun framework React, sehingga mereka tidak perlu banyak mencar ilmu untuk mulai memakai React Native. Sedangkan framework Flutter menggunakan bahasa pemrograman Dart yang relatif baru dan tidak begitu terkenal.  Dart dibentuk oleh Google pada tahun 2011 dengan tujuan sebagai saingan JavaScript, namun Dart tidak pernah betul-betul menarik perhatian.  Hal itu kemudian dipakai oleh Google untuk mengembangkan framework Flutter. #2 Proses Instalasi Menyiapkan lingkungan pengembangan untuk kedua platform itu tidak gampang dan memerlukan beberapa langkah untuk menyelesaikannya. Kerangka kerja React Native sendiri mampu diinstal dengan memanfaatkan pengelola paket npm dengan hanya satu baris kode untuk proses instalasi. Tentu saja sebelumnya anda harus telah memasang Node.js dan paket manager npm sebelum mengawali instalasi React Native.  Selain framework React Native, anda juga perlu mempersiapkan Android SDK dan JDK untuk React Native. Sedangkan untuk instalasi framework Flutter, anda perlu mengunjungi website untuk mengunduh file Flutter dalam bentuk zip, kemudian anda ekstrak ke lokasi yang dikehendaki.  Selanjutnya anda harus secara manual menambahkan folder ke variabel PATH. Pada dasarnya proses penyiapan lingkungan pengembangan baik untuk React Native maupun Flutter memerlukan beberapa langkah sampai akhir, akan namun jikalau anda mencoba menyiapkan keduanya akan terasa lebih mudah dan sederhana untuk merencanakan React Native dengan Node.js dan npm yang sebelumnya diinstal. #3 Komponen UI React Native memiliki sejumlah besar unsur UI, lebih banyak ketimbang Flutter (mereka menyebutnya widget).  Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa React Native telah lebih dulu meningkat daripada Flutter. Selain itu, React Native juga mempunyai lebih banyak library UI pihak ketiga ketimbang Flutter. React Native tergantung pada banyak library pihak ketiga yang dalam beberapa suasana bisa memiliki masalah alasannya adalah kadang-kadang mengandung bug dan gangguan atau inkonsistensi UI dengan platform tertentu. Flutter, di segi lain, mempunyai banyak widget yang telah disiapkan secara pribadi bersama-sama dengan Flutter itu sendiri (built-in widget). Hal ini akan membuat anda sebagai pengembang Flutter tidak akan terlalu bergantung pada library UI pihak ketiga. #4 Performa Meskipun belum ada banyak tes benchmark antara aplikasi yang dibuat dengan kedua jenis platform ini, aplikasi Flutter secara teoritis mengalahkan kinerja React Native karena cara kerja framework Flutter. Flutter mengambil pendekatan yang serupa sekali berlawanan untuk menciptakan aplikasi. Flutter tidak menggunakan bagian asli dari kedua platform, melainkan Flutter menciptakan widgetnya dan memanfaatkan GPU untuk menampilkannya di layar.  Hal ini mengkompilasi semua isyarat Dart ke isyarat ARM orisinil yang kemudian mampu dilaksanakan pribadi oleh CPU.  Dengan demikian mampu membuat aplikasi yang dibangun dengan Flutter memiliki performa yang cukup cepat. Sementara React Native memakai perantara Javascript untuk menafsirkan komponen UI yang mau dirender, yang lalu mengundang API Objective-C atau Java API untuk membuat komponen iOS atau Android yang cocok pada layar.  Dengan cara kerja yang mirip itu tentu akan menciptakan kinerja aplikasi yang dibentuk menggunakan React Native akan lebih lambat ketimbang Flutter. #5 Komunitas Hal yang tidak kalah penting kalau kita membandingkan suatu framework adalah santunan komunitasnya. Dukungan komunitas untuk teknologi gres sungguh penting untuk membantu pengembang yang baru belajar dan menunjukkan solusi terbaik untuk dilema yang mungkin mereka hadapi. React Native telah ada selama nyaris empat tahun sekarang dengan pengembang di seluruh dunia secara sedikit demi sedikit mengadopsinya.  Perusahaan besar seperti Tesla, Walmart, Bloomberg, dan Instagram juga mulai memanfaatkannya untuk membuatkan aplikasi mereka. Flutter mungkin tidak mempunyai komunitas sebesar komunitas React Native alasannya adalah pembuatannya gres-baru ini. Akan namun Flutter dengan cepat diadopsi oleh pengembang secara global. Perusahaan mirip Alibaba, Tencent, dan Reflectly telah mulai menggunakannya untuk pengembangan aplikasi. Kesimpulan Framework React Native dan Flutter memiliki fungsi yang serupa yakni mampu dipakai untuk mengembangkan aplikasi mobile secara lintas platform. React Native dan Flutter memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yang bersifat mungkin subjektif dan kondisional tergantung dari kebutuhan aplikasi yang akan kita kembangkan. Seorang developer web mungkin akan lebih menggemari React Native sebagai pilihannya karena menggunakan bahasa JavaScript yang sudah familiar untuk para developer web. Sedangkan Flutter akan jauh lebih disukai bagi developer yang terbiasa dengan bahasa mirip Java dan C#.
Sumber https://aryhm76.blogspot.com


EmoticonEmoticon