Transitional berasal dari kata transi yang dalam bahasa Indonesia artinya peralihan. Dalam desain interior dan rancangan furnitur, Gaya Peralihan mengacu pada gaya kekinian yang memadukan gaya tradisional dan terbaru, memadukan dunia usang tradisional dan dunia gres dengan material krom dan beling kontemporer.
Prinsip Desain Gaya Transitional
Gaya transitional memadukan bentuk kurva dengan garis lurus untuk membuat desain yang menyeimbangkan atribut maskulin dan feminin, yang bertujuan untuk menciptakan gaya yang nyaman dan kalem. Pengurangan ornamen dan dekorasi dengan suplemen minimal membuat fokus pada kesederhanaan dan teknologi pada desain. Palet warna umumnya netral dan halus dan seringkali monokromatik, dengan warna dalam seni dan aksen pada pelapis dan lantai.Tidak mirip furnitur kontemporer, gaya transisi ini berfokus pada kenyamanan dan kemudahan, untuk menyanggupi pola hidup rumah tangga yang aktif. Estetika pada mebel cukup unik tetapi tidak berlebihan. Bulu belibis biasanya digunakan untuk perabotan berlapis kain, spesies kayu (maple, mahoni, kenari, dll.)
Penggunaan finishing kayu biasanya berwarna hangat tetapi dapat beragam dari permukaan yang alami hingga pernis yang berkilau tinggi. Tekstur itu penting, dan pemilihan kain dapat beraneka ragam dari materi yang tahan usang sampai kain mewah yang halus, dengan nada-ke-nada atau grafik skala kecil. Campuran yang sepadan dari beberapa tekstur sering digunakan dalam gaya ini.
Baca Juga : Sustainable Architecture atau Arsitektur Berkelanjutan
Karakter Gaya Transitional
Di zaman yang serba maju ini, orang-orang tidak lagi cuma mementingkan fungsi mirip yang ada pada zaman terbaru. Gaya hidup dan sosialita yang kian meningkat membuat orang juga mementingkan style dan gengsi. Gaya klasik dan tradisional yaitu sesuatu yang dirindukan banyak orang tergolong generasi milenial.Mereka mengharapkan tampilan klasik tetapi tidak mau terlalu ribet dengan aturan klasik. Oleh alasannya adalah itulah gaya transitional ini timbul selaku peralihan antara tradisional dan kekinian (kekinian).
Boleh dibilang bahwa bentuk-bentuk klasik dengan kurva dan permainan border adalah sesuatu yang tak lekang oleh waktu dan tidak terhapuskan oleh kemajuan teknologi. Dalam gaya transisi ini justru teknologi digunakan untuk menciptakan bentuk-bentuk klasik yang lebih sederhana dan mampu dibuat masal dengan pabrikasi.
Baca Juga : Arsitektur Art Deco, Karakteristik dan Contohnya
Contoh Gaya Transitional
Berikut ini yaitu beberapa pola desain interior dan furnitur yang memakai gaya transitional, silahkan diperhatikan pada elemen ruang dan penggunaan furnitur nya.1. Bedroom bergaya Transitional
img by : livingspaces.com |
Perhatikan gambar bedroom di atas yang aku kutip dari situs living space, apakah kamar tidur tersebut bergaya tradisional ? pasti jawabannya tidak. Kamar tidur tersebut merupakan teladan gaya transitional yang menggabungkan sentuhan tradisional dan terbaru dalam sebuah harmoni rancangan. Ini yaitu teladan gaya transitional yang berhasil, menimbulkan huruf klasik/tradisional tanpa menghilangkan kesan terbaru dan elegannya.
2. Living Room bergaya Transitional
img by : BFDO Architects PLLC |
Gambar di atas adalah pola ide rancangan living room atau ruang keluarga yang mempunyai rancangan transitional dengan menggabungkan furniture modern dan tradisional dalam satu ruangan.
3. Bathroom Bergaya Transitional
img by : BUILT Design Collective |
Desain bathroom ini sejatinya mempunyai gaya modern, tetapi penggunaan beling dan lampu dinding yang bergaya klasik menciptakan sebuah perpaduan dan memunculkan gaya transitional.
Demikianlah tentang gaya transitional, mungkin di mata banyak orang, gaya ini mirip gaya modern dengan sentuhan tradisional atau gaya tradisional dengan sentuhan terbaru. Namun yang terang, gaya tradisional ialah perpaduan keduanya. Sumber https://www.arsitur.com/
EmoticonEmoticon