Minggu, 10 Januari 2021

10 Istana Kerajaan Termegah Di Indonesia

Indonesia adalah suatu negara dengan ribuan peninggalan bersejarah. Sebelum merdeka dan menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, wilayah ini merupakan kawasan yang berisikan beberapa kerajaan dengan banyak Istana Kerajaan indah yang masih bangkit walaupun usianya sudah ratusan tahun. Setiap istana memiliki ciri khas arsitektur yang unik dan tiada duanya.

Kini, Anda bisa mengunjunginya sebagai tujuan rekreasi Anda. Beberapa istana ini masih digunakan hingga sekarang dan beberapa telah dipakai selaku museum oleh pemerintah setempat atau keluarga keturunan raja yang berhak atas istana tersebut. Berikut adalah daftar istana kerajaan di Indonesia yang masih ada hingga sekarang.

01 Istana Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta

Indonesia adalah sebuah negara dengan ribuan peninggalan bersejarah 10 Istana Kerajaan Termegah di Indonesia
Istana Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta

Istana Ngayogyakarta Hadiningrat yakni istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang masih dipakai sampai sekarang selaku kawasan tinggal Sultan bersama keluarganya. Istana megah yang terletak di kota Yogyakarta ini adalah salah satu istana termegah di Indonesia.

Istana Yogyakarta didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I beberapa bulan setelah Perjanjian Giyanti pada 1755. Lokasi istana ini dibilang ialah bekas benteng yang disebut Garjitawati. Wisma ini digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi sisa-sisa raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang hendak dimakamkan di Imogiri.

Sementara vesri lainnya menyampaikan lokasi istana yakni mata air, Panji Pacethokan berada di tengah Hutan Beringan. Sebelum menempatkan Kraton Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono saya tinggal di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang kini tergolong dalam Distrik Gamping, Kabupaten Sleman.

02 Istana Kerajaan Surakarta Hadiningrat

Keraton Surakarta atau Istana Surakarta Hadiningrat yaitu istana kesultanan Surakarta yang diresmikan oleh Susuhunan Pakubuwono II pada tahun 1744 selaku pengganti istana atau istana Kertasura yang dihancurkan oleh Geger Pecinan pada tahun 1743. Keraton Surakarta yakni salah satu istana termegah pada masanya. . Salah satu arsitek istana ini yaitu Pangeran Mangkubumi (kemudian gelar Sultan Hamengkubuwono I) yang juga menjadi arsitek utama Istana Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sebagian besar Istana Surakarta berwarna putih dan biru dengan arsitektur gaya adonan Jawa-Eropa. Saat ini Kraton Surakarta merupakan salah satu pesona Kota Solo. Sebagian besar kompleks istana digunakan sebagai museum yang menyimpan banyak sekali koleksi milik Kasunanan tergolong banyak sekali kado dari raja-raja Eropa, replika pusaka istana dan gamelan. Dari sisi bangunannya, Keraton Surakarta yaitu salah satu pola terbaik dan termegah dari arsitektur istana tradisional Jawa di Jawa.

03 Istana Maimun Medan, Sumatera Utara

Istana Maimun ialah istana yang diwarisi dari Sultan Deli, Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang ialah putra tertua pendiri Kota Medan, Sultan Mahmud Perkasa Alam. Istana yang dibangun pada tahun 1888 ini dirancang oleh seorang arsitek dari Italia.

Istana seluas 2.772 meter persegi ini mempunyai 30 kamar dengan rancangan unik yang mewarisi unsur-bagian budaya Melayu dalam gaya Islam, Spanyol, India, dan Belanda. Pengaruh arsitektur Belanda terlihat dalam bentuk candi dan jendela yang lebar dan tinggi namun ada juga beberapa pintu yang memberikan dampak dari Spanyol. Pengaruh Islam ialah dengan adanya busur atap dengan ketinggian sekitar 5-8 meter. Bentuk lengkungan ini sungguh populer di Timur Tengah, India dan Turki pada dikala itu.

04 Istano Baso, Tanah Datar, Sumatra Barat

Istano Baso juga diketahui sebagai Istana Pagaruyung yang terletak di Kabupaten Tanjung Emas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini sebenarnya ialah replika orisinil dari istana yang terletak di atas Bukit Batu Patah dan terbakar dalam kejadian berdarah yang terjadi pada 1804. Istana ini lalu dibangun kembali namun terbakar lagi pada tahun 1966 alasannya adalah petir yang melanda bab atas istana.

Proses pembangunan kembali Istano Baso dikerjakan dengan menempatkan Tunggak Tuo (Kutub Utama) pada tanggal 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat pada waktu itu, Bpk. Harun Zein. Bangunan gres itu tidak didirikan dalam lokasi usang namun di lokasi baru di selatan Istano Baso yang terbakar.

05 Rumah Istana Sumbawa

Rumah Istana Sumbawa atau Istana Dalam Loka ialah istana kerajaan paling indah dari peninggalan sejarah dari kerajaan yang terletak di kota Sumbawa Besar. Di Loka dibangun pada tahun 1885 oleh Sultan Muhammad Jalalludin III (1883-1931) untuk mengambil alih bangunan istana yang telah dibangun di atas tanah sebelumnya sebab telah lapuk dimakan usia dan beberapa bahkan telah dibakar. Istana tersebut tergolong Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo dan Istana Gunung Setia.

Istana Dalam Loka mempunyai luas sekitar 696,98 meter persegi dengan 2 bangunan kembar yang ditopang oleh 98 tiang kayu jati dan 1 tiang pendek (tiang guru) yang yang dibuat dari pohon cabe. Jumlah keseluruhan rangka yaitu 99 pilar yang melambangkan sifat Allah SWT (Asmaul Husna).

06 Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Tengah

Istana Kesepuhan Cirebon yang diresmikan pada tahun 1452 oleh Pangeran Cakrabuana yang merupakan salah satu Istana Kerajaan yang paling indah di Cirebon. Makna di setiap sudut istana bahkan merupakan arsitektur paling bersejarah. Halaman depan Istana Kasepuhan Cirebon dikelilingi oleh dinding bata merah dan ada suatu paviliun di dalamnya.

Terdapat museum yang cukup lengkap, berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang sakral ialah Kereta Lion Barong yang ialah Kereta Sunan Gunung Jati Kencana. Saat ini kereta tidak lagi digunakan, namun setiap tanggal 1 Syawal kereta ini dikeluarkan untuk pembersihan. Bagian dalam Istana Kasepuhan Cirebon berisikan bangunan utama berwarna putih di mana ada ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja yang mempunyai sembilan kain berwarna di latar belakang yang melambangkan sosok Walisongo.

07 Istana Ismahayana Landak, Kalimantan Barat

Istana yang dimiliki oleh Kerajaan Ismahayana dibangun pada periode pemerintahan raja ke-7, Abisekha Ratu Brawijaya Angkawijaya (Ratu Sang Nata Pulang Pali VII). Dia ialah raja terakhir di kerajaan Ningrat Batur.

Kompleks istana ini mencakup Istana Landak (Istana Ilir), daerah Permasuri (Istana Ulu) dan kediaman Neang Raja (Rumah Sultan). Istana mulai dipulihkan dan direnovasi lagi sekitar tahun 1950-an dan 1960-an sesudah kebakaran yang menyebabkan kerusakan pada beberapa bab istana.

08 Istana Kerajaan Singaraja

Istana Kerajaan Singaraja atau sering disebut Puri Agung Singaraja atau Puri Gede dibangun oleh raja pertama Kerajaan Den Bukit, Ki Gusti Anglurah Pandji Sakti pada 30 Maret 1604. Beliau yakni putra Dalem Sagening, Raja Bali Dwipa yang tinggal di Gelgel Puri, Klungkung.

Raja Ki Gusti Anglurah Pandji Sakti kemudian membangun istana barunya sekitar 5 kilometer tenggara Desa Panji, yang dinamai Sukasada pada 30 Maret 1604. Kemudian ia membangun kastil ketiganya di Gembal Cornfield sekitar 1,5 kilometer utara Sukasada, yang juga bernama Singaraja. diketahui selaku Puri Buleleng dan dikembangkan oleh cucunya Ki Gusti Anglurah Pandji Bali. Puri Singaraja ialah cikal bakal kota yang sekarang diketahui dengan Ibukota Kabupaten Buleleng.

09 Istana Siak Sri Inderapura, Riau

Istana Siak Sri Inderapura yakni kediaman resmi Sultan Siak yang dibangun pada tahun 1889 pada era pemerintahan Sultan Syari Hasyim. Istana yang akhir dibangun pada tahun 1893 yakni peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura, suatu Kerajaan Islam Melayu yang pernah bangun di Indonesia, yang pada waktu itu timbul selaku kerajaan maritim yang berpengaruh dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan di pantai timur Sumatra dan Semenanjung Melayu.

Istana yang dijuluki "Istana Matahari Timur" ini terletak di Kabupaten Siak. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II menyatakan kerajaannya untuk bergabung dengan Republik Indonesia.

10 Istana Kerajaan Kuto Lamo

Istana Kuto Lamo dibangun oleh Sri Paduka Sultan Mahmud Badaruddin Jayo. Wikramo bin Sultan Muhammad Mansyur Jayo Inglago ialah salah satu Istana Kerajaan Terindah di Indonesia yang masih bangkit kuat hingga ketika ini. Istana ini digunakan oleh para sultan Palembang Darussalam sebelum pembangunan Istana Kuto Anyar di Benteng Besak Kuto Anyer. Selanjutnya, Kuto Kecik dibongkar oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan dibangun di Rumah Residen Belanda.

Istana Kuto Lamo dikala ini dipakai selaku Museum Sultan Mahmud Badaruddin II dan Monumen Perjuangan Rakyat (MONPERA) di Sumatra Selatan selama Lima Hari Lima Malam Revolusi Fisik (1 Januari - 5 Januari 1947).

Itulah daftar istana kerajaan di Indonesia yang masih tersisa dan dilestarikan dengan baik sampai saat ini. Semoga penduduk Indonesia lebih konservatif terhadap peninggalan sejarah sehingga istana-istana ini masih mampu eksis hingga kala mendatang selaku salah satu peninggalan arsitektur kerajaan-kerajaan di Indonesia pada kala lampau.
Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon