Jumat, 15 Januari 2021

Kerusakan Bangunan Akibat Gempa Dan Prinsip Menanggulanginya

Gempa ialah musibah yang mampu merusak bangunan. Tidak hanya menciptakan isi bangunan acak-acakan, tetapi juga menghancurkan struktur bangunan dan membahayakan penghuninya. Kerusakan struktural pada bangunan akhir gempa lazimnya tidak terjadi hingga gempa yang besarnya 5,0 Mw.

Runtuhnya bangunan balasan gempa bumi biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan bagian-bab bangunan untuk melakukan pekerjaan sebagai suatu sistem dalam menahan gaya lateral. Desain rangka, Sistem struktur dan Pemilihan materi juga memiliki peran penting untuk mengamankan bangunan dari gempa bumi.

Gempa merupakan bencana alam yang dapat merusak bangunan Kerusakan Bangunan Akibat Gempa dan Prinsip Menanggulanginya
Kerusakan Bangunan Akibat Gempa dan Prinsip Menanggulanginya


Rusaknya bangunan balasan gempa berhubungan dengan kesalahan desain yang menghipnotis kinerja metode struktural mirip kekuatan, kekakuan dan kelonggaran. Kerusakan bangunan juga diakibatkan koneksi unsur bangunan yang tidak benar. Selain itu kualitas pembuatan dan materi bangunan juga menjadi kuci kekuatan bangunan tahan gempa.

Saat terjadi gempa, podasi juga menjadi pokok dilema. Jika tanah yang menyangga pondasi ikut tergerus gempa, maka bangunan di atasnya juga akan hancur. Oleh alasannya itu perlu memikirkan jenis pondasi yang akan dipakai, kedalaman dan lokasi pondasi yang sempurna.

Berikut ini beberapa prinsip rancangan yang mampu dipraktekkan jikalau ingin membuat bangunan tahan gempa berdasarkan hasil penelitian beberapa mahir bangunan :

Struktur yang berpengaruh dan ringan

Bangunan besar dengan dinding watu bata dan rumah beton bertulang akan memicu gaya inersia yang lebih besar selama gempa bumi karena amplitudo inersia berbanding lurus dengan massa struktur. Dinding dengan watu bata juga gampang retak saat gempa terjadi. Bangunan yang kuat dan ringan bisa dibuat dengan struktur  seperti konstruksi kayu atau logam.

Gempa merupakan bencana alam yang dapat merusak bangunan Kerusakan Bangunan Akibat Gempa dan Prinsip Menanggulanginya
Joglo tahan gempa


Struktur kayu mirip Joglo lebih baik dalam menghadapi gempa dibandingkan dengan struktur yang lebih berat. Rumah tembok bata dan konstruksi RC, yang masif, kurang disarankan untuk struktur bangunan yang aman dari gempa bumi. Bangunan dengan bahan kerikil dicatat sebagian besar mengalami kemungkinan kerusakan bangunan sampai 70% akibat gempa.

Struktur Terpadu

Kerusakan bangunan dapat disingkirkan dengan menggunakan elemen bangunan yang mendukung metode beban vertikal tanpa bahan yang rapuh. Jika tidak, maka tulangan besar harus diberikan dan massa konstruksi mesti dikurangi. Kemampuan deformasi yang tinggi mampu dicapai melalui penggunaan bagian struktural yang fleksibel untuk menunda keruntuhan.

Penguatan baik untuk rangka yang kaku atau fleksibel diperlukan lebih banyak. Bracing lazimnya dipakai untuk bangunan baja sedangkan tulangan komplemen pada sambungan RC diharapkan untuk menahan gempa.

Bangunan dengan ruang di antaranya

Kegagalan karena bahan ringkih akan mempengaruhi bagian struktural yang lain dengan mode serupa. Bangunan akan runtuh dari lantai di mana komponen rapuh telah gagal dan akan menimbulkan lebih banyak kegagalan berturut-turut, meskipun unsur lain relatif lebih baik, yang disebut sebagai kegagalan getas yang progresif sebab unsur vertikal. Homogeni lingkungan diperlukan untuk mempersiapkan bangunan akan bereaksi sama.

Ruang antara bangunan yang berdekatan juga diharapkan untuk mempertahankan bangunan memiliki ruang dengan sifatnya tanpa menghipnotis orang lain. Kegagalan dari satu bangunan tidak akan menjadikan lainnya, dan keruntuhan yang progresif dapat diminimalisir.

Struktur Homogeni

Diperlukan koneksi berkekuatan tinggi antara elemen vertikal untuk menangani kerusakan bagian vertikal dan memindahkannya ke elemen horizontal. Prinsip ini diketahui selaku korelasi balok yang lemah ke kolom yang besar lengan berkuasa yang dimaksudkan untuk melindungi unsur utama bangunan selaku penyangga struktural untuk menangguhkan keruntuhan lebih lanjut.

Koneksi ialah bagian penting dari tata cara untuk menahan seluruh bangunan dikala gempa. Struktur harus dirancang lebih berpengaruh daripada unsur dalam bangunan. Juga sangat mendesak untuk mengatur ruang bangunan sebagai modul utama yang berlipat ganda, sehingga dimensi bagian-bagian struktural seperti kolom atau balok yakni homogen. Kerusakan pada ukuran yang berlainan yang disebut efek kolom pendek mampu dihemat dengan konsistensi dalam dimensi unsur struktural.

Perencanaan Bangunan Simetris

Penyimpangan horisontal dapat ditemukan dalam rencana bangunan asimetris karena beban ketidaksetaraan antara sentra massa dan bab luarnya yang menjadikan gaya puntir selama gempa bumi. Kerusakan yang lebih parah diperkirakan terjadi pada unsur-unsur bangunan pada denah lantai asimetris dan bagian-bab bangunan yang memiliki jarak jauh dari sentra massa. Diperlukan penyusunan rencana dan massa yang padat untuk menyingkir dari bagian-bab bangunan rusak akibat gempa bumi.

Gempa merupakan bencana alam yang dapat merusak bangunan Kerusakan Bangunan Akibat Gempa dan Prinsip Menanggulanginya
Bangunan simetris lebih tahan gempa


Keimpulannya Arsitek memainkan peran yang lebih penting dalam keamanan sebuah bangunan dibandingkan dengan disiplin ilmu lain alasannya mereka mendefinisikan rancangan dasar perencanaan dan rancangan bangunan. Konsep arsitektur dibuat dengan menimbang-nimbang semua aspek termasuk bentuk dan fungsi serta sistem yang digunakan dalam bangunan yang mau mensugesti tingkat keselamatan dari gempa bumi.

Referensi :

  • Noor Cholis Idham. 2018. Earthquake Failures on Buildings and The Role of Architect on Building Safety. Architecture Department, Universitas Islam Indonesia.
  • Yashinsky, M. (2006). Earthquake damage to structures. In W. Chen & E. Lui (Eds.), Earthquake engineering for structural design (p. 1–58.). Boca Raton: Talyor & Francis.

Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon