Rabu, 10 Februari 2021

Struktur Lengkungan Arch Romawi Dan Sejarahnya

Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya

 Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya
Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya

Struktur Arch atau lengkungan ialah dasar bagi semua sistem struktur kubah yang ada ketika ini. Struktur ini rupanya telah dipraktekkan sejak zaman kejayaan Arsitektur Romawi terdahulu.

Lengkungan ialah struktur melengkung vertikal yang meraih ruang yang ditinggikan dan mungkin tidak menopang beban di atasnya atau dalam kasus lengkungan horizontal seperti bendungan lengkung yang terdapat tekanan hidrostatik terhadapnya.

Sejarah daan Perkembangan Struktur Arch

Lengkungan mungkin identik dengan kubah, namun kubah dapat dibilang sebagai lengkungan kontinu yang membentuk atap. Lengkungan timbul semenjak milenium ke-2 SM dalam arsitektur batu bata milik Mesopotamia. Penggunaan sistematisnya dimulai dengan orang Romawi antik yang merupakan bangsa pertama yang menerapkan teknik ini pada beragam struktur.

Konstruksi lengkungan intinya tergantung pada bab irisannya. Jika serangkaian blok berupa baji, yang di mana tepi atas lebih lebar dari tepi bawah dipakai sebagai sayap untuk mengapit dengan cara seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, risikonya yakni lengkungan yang bangun kuat. Blok-blok ini disebut voussoirs.

 Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya
Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya


Setiap voussoir mesti dipotong dengan sempurna sehingga dapat menempel dengan berpengaruh pada permukaan balok lainnya dan menopang beban secara seragam. Voussoir pusat disebut keystone. Titik di mana lengkungan naik dari penyangga vertikal dikenal sebagai pegas, atau garis pegas.

Untuk konstruksi lengkungan, voussoir membutuhkan penyangga dari bawah sebelum keystone dipasang. Dukungan ini lazimnya berbentukpemusatan kayu sementara. Kurva dalam lengkungan mampu berbentuk setengah lingkaran, segmental (berisikan kurang dari setengah lingkaran), atau runcing (dua busur lingkaran yang berpotongan); kurva noncircular juga mampu digunakan dengan sukses.

Dalam konstruksi pasangan bata, lengkungan memiliki beberapa keunggulan besar dibandingkan balok horizontal, atau ambang pintu. Lengkungan mampu merentangkan bukaan yang jauh lebih luas alasannya adalah terbuat dari watu bata atau watu kecil yang gampang dibawa, tidak mirip lintel kerikil monolitik yang besar.

Lengkungan juga mampu monopang beban yang jauh lebih besar dibandingkan dengan yang bisa disokong oleh balok horizontal. Daya dukung ini berasal dari fakta bahwa tekanan ke bawah pada lengkungan mempunyai efek memaksa voussoir tolong-menolong meneruskan beban ke arah vertikal, bukannya terpisah mirip pada balok datar.

Tekanan-tekanan ini juga cenderung mendorong blok ke arah luar secara radial. Beban mengalihkan gaya-gaya luar ini ke bawah untuk mengerahkan gaya diagonal, yang disebut gaya dorong, yang akan menyebabkan lengkungan runtuh bila tidak ditopang dengan benar.

Oleh sebab itu, penyangga vertikal, atau tiang, di mana lengkungan diletakkan mesti cukup besar untuk menopang dorong dan membawanya ke pondasi (seperti pada lengkungan pada banyak struktur Romawi).

Namun, lengkungan mampu bertumpu pada penyangga yang ringan, dikala terjadi secara berurutan, sebab daya dorong salah satu lengkung melawan daya dorong lengkungan di sampingnya. Sistem tetap stabil selama lengkungan di kedua ujung barisan stress. Sistem ini digunakan dalam struktur mirip jembatan kerikil melengkung dan jalan masuk air Romawi antik.

Penerapan pada Struktur

Lengkungan diketahui di Mesir antik dan Yunani tetapi dianggap tidak cocok untuk arsitektur monumental dan jarang digunakan. Orang Romawi, sebaliknya, menggunakan lengkungan setengah lingkaran di jembatan, saluran air, dan arsitektur skala besar. Dalam kebanyakan masalah mereka tidak memakai mortar, cuma mengandalkan ketepatan balutan watu pada struktur yang mereka buat.

Orang-orang Arab mempopulerkan lengkungan runcing. Di masjid-masjid mereka bentuk ini pertama kali mendapatkan konotasi keagamaannya. Eropa Abad Pertengahan memanfaatkan lengkungan runcing, yang merupakan bagian dasar dalam arsitektur Gotik.

Pada selesai Abad Pertengahan lengkungan segmental diperkenalkan. Bentuk ini dan lengkungan elips mempunyai nilai besar dalam rekayasa jembatan karena memungkinkan untuk saling mendukung oleh deretan lengkungan, menjinjing gaya dorong lateral ke penyangga di kedua ujung jembatan.

Selain itu meningkat pula beberapa macam struktur lengkungan atau struktur arch yang menjadikannya kian bervariasi.

 Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya
Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya

 Pengertian Struktur Arch dan Prinsip Kerjanya Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya
Struktur Lengkungan Arch Romawi dan Sejarahnya

Struktur Arch di zaman terbaru

Lengkungan terbaru dari baja, beton, atau kayu laminasi sungguh kaku dan ringan, sehingga dorong horizontal terhadap penyangga kecil; dorongan ini dapat dikurangi lebih jauh dengan merentangkan tali di antara ujung lengkungan.

Demikianlah perihal sistem struktur Arch atau struktur lengkungan dan sejarahnya. Semoga dapat bermmanfaat dan memperbesar pengetahuan kita selaku generasi di zaman ini.

Referensi :
https://www.britannica.com/technology/arch-architecture/media/32510/4272
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Arch
Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon