Metafora adalah majas (bab dari gaya bahasa) yang digunakan menerangkan sesuatu melalui perumpamaan dan perbandingan. Kata metafora sendiri berasal dari bahasa latin yakni "Methapherein”. Methapherein terdiri dari dua kata yakni "metha” yang mempunyai arti sesudah, melalui dan kata "pherein” yang artinya menenteng. Dalam postingan ini akan dijelaskan tentang pemahaman arsitektur metafora, pendapat para jago ihwal arsitektur metafora, prinsip dan karakteristik arsitektur metafora, jenis-jenis metafora, tokoh dan acuan karya arsitektur metafora.
Metafora yakni suatu gaya yang meningkat pada zaman postmodern. Banyak yang menyampaikan bahwa Arsitektur metafora yaitu sebuah bahasa untuk mengatakan sesuatu melalui perumpamaan bentuk-bentuk visual yang dihasilkannya. Berikut ini merupakan pemahaman Konsep Metafora berdasarkan para ahli.
Arsitektur Metafora ialah gaya arsitektur yang mengambil bentuk dari kiasan atau istilah dari sesuatu. Banyak arsitek jaman milenial yang mengambil langgam arsitektur metafora alasannya lebih gampang mengkomunikasikannya dengan klien. Mengambil rancangan dari benda nyata atau nilai yang telah umum diketahui masyarakat dirasa lebih sederhana dan masuk logika bagi klien.
Baca juga : 10 Tokoh Arsitektur Modern Awal dan Karyanya
Baca juga : Mengenal Gaya Desain Transitional (Gaya Peralihan) dan Contohnya
The Botta Berg Oase yakni karya arsitek Mario Botta di Arosa-Switzerland. Karya ini menawarkan metafora wacana hakikat tubuh dan semesta. Bangunan ini berfungsi selaku Spa center yang terletak di suatu kawasan pegunungan di Switzerland. Di sekelilingnya terdapat hutan pinus dan cemara.
Botta menciptakan metafora pada bangunannya sehingga terlihat seolah-olah menyatu dengan hutan pinus dan cemara di sekitarnya. Permainan material seperti kaca dan baja dimasak menjadi mirip “daun” menjadi sebuah bahasa metaforis untuk menjawab segi manusia wacana “costumer service”. Di daerah itu insan seperti diberi potensi untuk mengetahui tubuhnya sendiri, menikmati teknologi dan menikmati alam pegunungan yang mengagumkan.
Jewish Museum di Berlin yang dirancang oleh Daniel Libeskind. Dalam perancangannya, arsitek Daniel Libeskind menekankan filosofi bahwa “Yang paling penting dari segala hal adalah bagaimana Anda mendapatkan pengalaman dari ruang itu sendiri. Ini yang membuat orang berusaha memunculkan segala macam intepretasi.”
Libeskind ingin pengunjung museum ini menerima pengalaman gres layaknya suatu petualangan. Perjalanan di dalam museum dikiaskan menjadi sebuah petualangan yang mengesankan. Filosofi itu ditransformasikan pada konfigurasi ruangan yang berupa zig-zag. Ini tujuannya biar hadirin bisa "kehilangan arah" dan mengalami sensai petualangan yang sama, seperti ketika bangsa Yahudi diusir dan kesasar tujuan saat terjadinya insiden Holocaust oleh Nazi Jerman.
Baca juga : Pengertian Arsitektur Vernakular Ciri-ciri dan Contohnya
Konsep besar museum ini ialah “Rumoh Aceh as a ascape hill”. Ridwan Kamil mengibaratkan museum sebagai rumah panggung yang mampu menyelamatkan para masyarakatAceh bila ketika-waktu terjadi Tsunami. Di bagian dalam museum juga menceritakan dan mengajak kita untuk dapat mencicipi situasi ketika terjadi Tsunami di Aceh.
Di awali pada pintu masuk yang “menekan” perasaan hadirin dengan ruangan yang sempit dan di dindingnya terdapat air yang mengalir (water wall) sehingga seperti pengunjung dibawa masuk ke dasar bahari yang dalam. Lalu masuk ke galeri pertama yang berisi data-data wacana Tsunami. Ruangan ini posisinya di bawah reflecting pool dari public park yang ada pada museum Tsunami ini. Ruangan ini menampilkan kesan suram dimana hadirin seperti berada betul-betul di dasar laut.
Demikianlah tentang pengertian arsitektur metafora, pertimbangan para andal ihwal arsitektur metafora, prinsip dan karakteristik arsitektur metafora, jenis-jenis metafora, tokoh dan contoh karya arsitektur metafora. Semoga berguna dan memperbesar wawasan bagi pembaca.
Sumber https://www.arsitur.com/Arsitektur Metafora
Metafora yakni suatu gaya yang meningkat pada zaman postmodern. Banyak yang menyampaikan bahwa Arsitektur metafora yaitu sebuah bahasa untuk mengatakan sesuatu melalui perumpamaan bentuk-bentuk visual yang dihasilkannya. Berikut ini merupakan pemahaman Konsep Metafora berdasarkan para ahli.
Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”
Metafora yakni suatu cara mengerti sebuah hal, seolah hal tersebut sebagai sebuah hal yang lain sehingga mampu mempelajari pemahaman yang lebih baik dari sebuah topik dalam pembahasan. Singkatnya yaitu membuktikan suatu subyek dengan subyek lain dan berusaha menyaksikan suatu subyek sebagai sebuah hal yang lain.Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction of Architecture”
Metafora memperhatikan pola-contoh yang mungkin terjadi dari hubungan-korelasi paralel dengan menyaksikan keabstrakannya, berlawanan dengan analogi yang umumnya melihat secara literal.Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”
Metafora sebagai aba-aba yang ditangkap pada sebuah ketika oleh pengamat, yang diperoleh dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain. Misalnya bagaimana melihat sebuah bangunan selaku suatu lainnya alasannya adanya komponen yang seperti.Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in Architecture”
Metafora pada arsitektur yakni salah satu metode kreatifitas yang ada pada desain spektrum sang perancang.Arsitektur Metafora ialah gaya arsitektur yang mengambil bentuk dari kiasan atau istilah dari sesuatu. Banyak arsitek jaman milenial yang mengambil langgam arsitektur metafora alasannya lebih gampang mengkomunikasikannya dengan klien. Mengambil rancangan dari benda nyata atau nilai yang telah umum diketahui masyarakat dirasa lebih sederhana dan masuk logika bagi klien.
Baca juga : 10 Tokoh Arsitektur Modern Awal dan Karyanya
Prinsip-prinsip Arsitektur Metafora
Arsitektur Metafora, kebanyakan memiliki huruf layaknya gaya bahasa metafora ialah perbandingan dan ungkapan. Karakter tersebut diterjemahkan dalam visual meliputi hal-hal sebagai berikut ini :- Berusaha untuk mentransfer sebuah informasi (maksud) dari suatu subjek ke subjek lain.
- Berusaha untuk melihat suatu subjek seolah-olah subjek tersebut adalah sesuatu hal lainnya.
- Mengganti fokus penelitian atau area konsentrasi pengusutan lainnya. Harapannya jikalau daripada cara pandang yang lebih luas, maka akan dapat menerangkan subjek tersebut dengan cara yang berlainan (gres).
Jenis-jenis Metafora
Berdasarkan cara perbandingan dan objek yang dijadikan istilah, maka konsep metafora dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni Intangible Metaphor (metafora abstrak), Tangible Metaphors (metafora konkrit) dan Combined Metaphors (metafora kombinasi). Berikut klarifikasi masing-masing jenis metafora tersebut :Intangible Metaphor (metafora absurd)
Intangible methaphors yakni metafora abstrak yang berangkat dari sesuatu yang abstrak dan tak terlihat (tak berupa ). Misalnya seperti konsep, wangsit, hakikat insan, paham individualisme, naturalisme, komunikasi, tradisi, budaya termasuk nilai religius.Tangible Metaphors (metafora konkrit)
Tangible methaphors ialah metafora faktual yang berangkat dari bentuk visual serta spesifikasi atau aksara tertentu dari sebuah benda positif. Benda yang dijadikan acuan lazimnya merupakan benda yang mempunyai nilai khusus bagi golongan masyarakat tertentu. Misalnya sebuah rumah dengan metafora buah labu, maka rumah tersebut akan dibentuk seperti buah labu.Combined Metaphors (metafora kombinasi)
Combined methafors yakni metafora kombinasi yang merupakan penggabungan metafora abstrak dan metafora konkrit. Metafora kombinasi membandingkan sebuah objek visual dengan benda lain serta mempunyai persamaan nilai desain dengan objek acuannya. Objek tersebut dipakai selaku contoh kreativitas dalam perancangan.Baca juga : Mengenal Gaya Desain Transitional (Gaya Peralihan) dan Contohnya
Tokoh dan Karyanya
Dalam perkembangannya, ada banyak tokoh dan karya arsitektur metafora yang tersebar di seluruh dunia. Berikut adalah penjelasan perihal beberapa tokoh arsitektur metafora dan karyanya.Mario Botta dan karyanya The Botta Berg Oase,
Mario Botta dan karyanya The Botta Berg Oase, |
The Botta Berg Oase yakni karya arsitek Mario Botta di Arosa-Switzerland. Karya ini menawarkan metafora wacana hakikat tubuh dan semesta. Bangunan ini berfungsi selaku Spa center yang terletak di suatu kawasan pegunungan di Switzerland. Di sekelilingnya terdapat hutan pinus dan cemara.
Botta menciptakan metafora pada bangunannya sehingga terlihat seolah-olah menyatu dengan hutan pinus dan cemara di sekitarnya. Permainan material seperti kaca dan baja dimasak menjadi mirip “daun” menjadi sebuah bahasa metaforis untuk menjawab segi manusia wacana “costumer service”. Di daerah itu insan seperti diberi potensi untuk mengetahui tubuhnya sendiri, menikmati teknologi dan menikmati alam pegunungan yang mengagumkan.
Daniel Libeskind dan karyanya Jewish Museum
Daniel Libeskind dan karyanya Jewish Museum |
Jewish Museum di Berlin yang dirancang oleh Daniel Libeskind. Dalam perancangannya, arsitek Daniel Libeskind menekankan filosofi bahwa “Yang paling penting dari segala hal adalah bagaimana Anda mendapatkan pengalaman dari ruang itu sendiri. Ini yang membuat orang berusaha memunculkan segala macam intepretasi.”
Libeskind ingin pengunjung museum ini menerima pengalaman gres layaknya suatu petualangan. Perjalanan di dalam museum dikiaskan menjadi sebuah petualangan yang mengesankan. Filosofi itu ditransformasikan pada konfigurasi ruangan yang berupa zig-zag. Ini tujuannya biar hadirin bisa "kehilangan arah" dan mengalami sensai petualangan yang sama, seperti ketika bangsa Yahudi diusir dan kesasar tujuan saat terjadinya insiden Holocaust oleh Nazi Jerman.
Baca juga : Pengertian Arsitektur Vernakular Ciri-ciri dan Contohnya
Ridwan Kamil dan karyanya Museum Tsunami
Ridwan Kamil dan karyanya Museum Tsunami |
Konsep besar museum ini ialah “Rumoh Aceh as a ascape hill”. Ridwan Kamil mengibaratkan museum sebagai rumah panggung yang mampu menyelamatkan para masyarakatAceh bila ketika-waktu terjadi Tsunami. Di bagian dalam museum juga menceritakan dan mengajak kita untuk dapat mencicipi situasi ketika terjadi Tsunami di Aceh.
Di awali pada pintu masuk yang “menekan” perasaan hadirin dengan ruangan yang sempit dan di dindingnya terdapat air yang mengalir (water wall) sehingga seperti pengunjung dibawa masuk ke dasar bahari yang dalam. Lalu masuk ke galeri pertama yang berisi data-data wacana Tsunami. Ruangan ini posisinya di bawah reflecting pool dari public park yang ada pada museum Tsunami ini. Ruangan ini menampilkan kesan suram dimana hadirin seperti berada betul-betul di dasar laut.
Demikianlah tentang pengertian arsitektur metafora, pertimbangan para andal ihwal arsitektur metafora, prinsip dan karakteristik arsitektur metafora, jenis-jenis metafora, tokoh dan contoh karya arsitektur metafora. Semoga berguna dan memperbesar wawasan bagi pembaca.
EmoticonEmoticon