Jumat, 29 Januari 2021

10 Langkah Mendesain Arsitektur Yang Responsif Terhadap Iklim

Arsitektur yang responsif pada iklim akan selalu menimbang-nimbang animo, arah matahari (jalur matahari dan posisi matahari), naungan alami yang disediakan oleh topografi sekitarnya, aspek lingkungan (mirip angin, curah hujan, kelembaban) dan data iklim (suhu, acuan cuaca historis, dll.).


Arsitektur yang responsif pada iklim akan selalu mempertimbangkan musim 10 Langkah Mendesain Arsitektur yang Responsif terhadap Iklim
10 Langkah Mendesain Arsitektur yang Responsif terhadap Iklim

Arsitektur yang Responsif terhadap Iklim artinya arsitektur yang ramah lingkungan dan bekerja secara pasif menanggapi karakter lingkungan tanpa berencana merusak lingkungan di sekitarnya.

Prinsip ini penting untuk merancang rumah yang nyaman dan hemat energi, terutama untuk di Indonesia dengan iklim tropisnya. Untuk mendesain bangunan yang responsif terhadap iklim, arsitek perlu menimbang-nimbang hal-hal berikut sebelum memulai rancangan arsitektur bangunan:

01 Lakukan analisis site dan analisa lokasi

Arsitek mesti melaksanakan survey site sebelum mulai merancang biar bisa merasakan pribadi keadaan site. Mungkin kita mampu membayangkan melalui foto dan peta satelit, namun kita tidak akan tahu bagaimana kondisi sesungguhnya jikalau tidak melaksanakan survey langsung. Dalam keadaan tertentu umumnya Arsitek juga harus merasakan aneka macam aura dari lokasi pembangunan itu sendiri.

Lakukan survey lapangan dan pastikan contoh cuaca, iklim, jenis tanah, kecepatan dan arah angin, hari derajat pemanasan, dan jalur matahari. Lihatlah pedoman air, habitat, dan geologi pada situs tersebut. Dokumentasikan masing-masing dengan tim profesional untuk memahami konsekuensi bangunan di daerah itu. Ini yaitu pendekatan yang mempertimbangkan praktik kelestarian lingkungan terbaik ketimbang hanya mengandalkan dokumen dan regulasi.

02 Tata letak bangunan di lokasi

Arsitektur yang responsif terhadap iklim dan lingkungan memakai proses desain integratif, gunakan massa dasar tata letak bangunan untuk menentukan secara spesifik di lokasi lokasi paling maksimal untuk bangunan yang akan diposisikan.

Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan di sini adalah kanal ke infrastruktur, setidaknya 30 meter higienis dari daerah anutan sungai, tidak membangun di dataran banjir dan di habitat dengan spesies yang terancam punah. Menanyakan pohon dan fitur geologi apa saja yang mesti dihindari atau bagaimana air mengalir melintasi lokasi bangunan.

03 Arsitektur yang responsif pada matahari

Arahkan bangunan menurut arah mata angin. Tujuannya di sini adalah untuk mencari orientasi bangunan terbaik dalam beradaptasi dengan arah hadirnya matahari. Utara dan selatan ialah arah yang paling baik untuk membuka jendela sehingga ruangan tidak terlampau panas alasannya adalah semprotan sinar matahari eksklusif.

04 Area jendela yang sesuai dan jenis beling menurut orientasi.

Fasad yang menghadap ke utara atau selatan mampu memakai beling tempered bening, namun untuk tajil ke arah timur dan barat mungkin mesti memakai kaca sandblast untuk menyingkir dari semprotan matahari langsung. Sementara kudapan jendela untuk pencahayaan alami mampu dihitung sekurang-kurangnya10% dari luas lantai ruangan. Perhitungan masuknya cahaya pada ruangan bisa dilihat pada postingan berikut ini :

Baca Juga : Perhitungan Luasan Jendela Sesuai Luas Ruangan
Baca Juga : Ukuran Jendela yang maksimal pada Bangunan

05 Desain kulit bangunan mampu bermacam-macam sesuai wilayah geografis.

Ketika merancang bentuk luar bangunan, faktor-faktor seperti isolasi panas, penghalang uap, dan penghalang udara akan bermacam-macam sesuai kondisi geografis. Untuk derah tropis mirip Indonesia lebih baik menggunakan kulit bangunan yang masif, dengan bentuk atap yang menyediakan ruang isolasi di bawahnya (atap segitiga, melengkung ke atas yaitu opsi terbaik).

06 Meminimalkan jejak kaki gedung pada tanah

Mungkin ini yakni salah satu prinsip rancangan arsitektur yang ramah lingkungan, ialah dengan mengangkat bangunan dari tanah sehingga tidak banyak menyita ruang, melainkan hanya kaki-kaki bangunan saja. Hal ini bertujuan untuk membuat area bawah bangunan masih alami, masih bisa melaksanakan perembesan air hujan. Rumah panggung, joglo dan rumah gadang menjadi salah satu teladan penerapan arsitektur dengan pijakan sekurang-kurangnyake tanah.

07 Desain ventilasi alami

Karena udara hangat bergerak naik, maka suatu bangunan mampu didinginkan dengan merancang ventilasi dengan mempesona udara acuh taacuh dari tajil rendah dalam bangunan dan menjinjing panas lewat bukaan di bab atas ruang. Laju pergerakan udara yaitu fungsi jarak vertikal antara lubang masuk dan kanal keluar, ukurannya dan perbedaan suhu di atas ketinggian ruangan. Ini mampu mencegah penghuni mengalami kepanasan di siang hari yang terik.

08 Santai persyaratan kenyamanan penghuni

Sebagian besar bangunan di zaman kini ini dirancang untuk menjaga penghuninya tetap nyaman beraktivitas di dalam bangunan. Namun tidak ada salahnya memadukan ruang dalam dan ruang luar sehingga penghuni mungkin tidak akan merasa jenuh dan terkurung di rumah mereka sendiri. Memadukan ruang dalam dengan ruang luar memberi kesempatan untuk menambah pencahayaan dan penghawaan alami pada bangunan.

09 Melakukan pemodelan dan analisis

Arsitek di Indonesia mungkin cukup jarang melaksanakan pemodelan energi, versi pencahayaan, studi pencahayaan siang hari, dinamika fluida dll. Padahal semua hal tersebut ialah evaluasi yang mampu dan harus dipakai desainer untuk mengetahui bagaimana desain terintegrasi dengan iklim setempat dan fitur iklim mikro khusus untuk site bangunan.

10 Lakukan beberapa iterasi.

Jika pada mulanya sebuah rancangan tidak berhasil, maka perlu dikerjakan penilaian dan pengerjaan alternatif. Ini akan menjinjing desain melewati beberapa fase pra-rancangan atau desain skematis untuk menguji penggunaan energi serendah mungkin, dioptimalkan secara spesifik untuk satu bangunan.

Namun pastinya lebih baik menghabiskan lebih banyak waktu di fase permulaan desain untuk memodelkan proyek dengan harga jauh lebih hemat biaya daripada menciptakan perubahan di lapangan atau nanti dalam proses konstruksi.

Demikianlah 10 Langkah Mendesain Arsitektur yang Responsif kepada Iklim. Inilah yang menjadi pendapatmengapa rancangan arsitektur ramah lingkungan mempunyai nilai lebih baik ketimbang sekedar rancangan yang bisa dibangun.
Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon