Jumat, 01 Januari 2021

Perbandingan Lantai Kayu Vs Bambu

Lantai kayu memperlihatkan kesan alami dan tahan lama, tetapi relatif mahal. Lantai bambu lebih hemat biaya dan makin populer saat ini. Sementara itu, lantai kayu dapat bertahan sampai 75 - 100 tahun, lantai bambu mempunyai umur 10 - 25 tahun. Kedua jenis lantai ini rentan terhadap kelengkungan dari kelembaban di lingkungan. Berikut perbedaan Lantai Kayu vs Lantai Bambu.

Lantai kayu memberikan kesan alami dan tahan lama Perbandingan Lantai Kayu vs Bambu
Perbandingan Lantai Kayu vs Bambu

Komposisi Lantai Kayu vs Bambu

Lantai kayu yang dibuat dari kayu keras alami dari kayu yang dipanen di kawasan hutan. Harganya tergantung pada pohonnya. Misalnya, kayu paling mahal berasal dari kayu mahoni, wenge, dan jati. Kayu keras paling lembut yang digunakan di lantai yaitu pinus, dan harganya cukup murah.

Pilihan lain untuk area yang rentan terhadap kelembaban mampu dibuat rekayasa kayu keras. Ini terdiri dari lapisan kayu keras di atas kayu lapis atau papan serat, yang memungkinkan untuk beberapa perluasan dan kontraksi untuk menghadirkan material yang lebih tahan lembab.

Lantai bambu dapat dibuat dari banyak spesies bambu yang berbeda dengan sifat yang berbeda pula, tetapi jenis bambu Moso ialah pilihan bermutu tinggi yang paling terkenal di dunia. Dipanen pada kepadatan puncaknya pada usia 5-6 tahun, lebih keras daripada kayu maple dan ek.

Bahan lantai bambu rekayasa lebih tahan usang ketimbang bambu alami, tetapi terlampau banyak diproses dari kondisi aslinya, dikuliti, direbus, diiris, direkatkan dan ditekan. Bambu yang berwarna lebih terang lebih keras dibandingkan dengan bambu yang lebih gelap, alasannya adalah proses karbonisasi yang dipakai untuk menggelapkan kayu menjadikannya lebih lunak.

Keuntungan Lantai Kayu vs Bambu

Lantai kayu dapat bertahan selama beberapa generasi kalau dirawat dengan baik. Tergantung pada kayu dan perawatannya, lantainya bisa sangat tahan kepada kerusakan dan dapat diperbaiki. Lantai kayu juga dicari oleh pembeli rumah dan mampu memajukan nilai jual kembali dari rumah yang dilengkapinya.

Lantai bambu yang berkualitas baik dapat berkompetisi dengan lantai kayu yang mahal dalam hal daya tahan dan tampilan. Teknik pemrosesan terbaru memungkinkan semua jenis warna dan tekstur. Dalam hal membandingkan kekerasan antara bambu dan lantai kayu, bambu yakni pilihan yang lebih murah. Karena ialah rumput, bambu memiliki kinerja yang sedikit lebih baik dibandingkan dengan kayu dalam hal menghalangi kelembaban dan kemajuan jamur.

Kekurangan Lantai Kayu vs Bambu

Lantai kayu relatif lebih mahal dibandingkan dengan bambu. Sebagai materi alami, kayu keras rentan terhadap noda, pelengkungan, dan pergeseran warna dari paparan sinar matahari dan air, serta pergantian substansial dalam suhu dan tingkat kelembaban. Ini menyebabkan kayu tidak sesuai untuk pemasangan di kamar mandi dan beberapa bab dapur.

Salah satu pilihan bahwa bambu yang lebih hemat biaya cenderung lunak dan gampang rusak, sehingga produk simpulan yang lebih bermutu sepertinya menjadi satu-satunya pilihan yang tahan usang. Produk lantai bambu yang lebih keras dirawat dengan formaldehida dan zat pengikat beracun yang lain. Pemilik rumah ada yang sudah melaporkan kecenderungan bambu mulai kehilangan sebagian warnanya di daerah yang mendapatkan sinar matahari terus-menerus. Lantai bambu dapat melengkung dari waktu ke waktu di lingkungan yang lembab.

Instalasi Lantai Kayu vs Bambu

Meskipun lantai kayu atau bambu mampu dipasang sebagai proyek sendiri, keduanya paling baik dilakukan oleh kontraktor profesional kecuali dikerjakan oleh pengguna yang berpengalaman. Lantai kayu dan bambu sering membutuhkan langkah-langkah termasuk menempatkan, memaku, stapel, memangkas ganjal tiang, dan mengisi lubang dengan dempul kayu.

Penggantian dan Pemeliharaan Lantai Kayu vs Bambu

Perawatan lantai kayu relatif mudah dan tergolong menetralisir pasir dari permukaan dengan menyapu dan menyeka dengan kain lembab. Kebanyakan lantai kayu yang aus dan rusak mampu diperbaiki, tetapi bila kerusakan cukup parah sehingga perlu diganti, papan kayu yang rusak mampu ditarik ke atas dan diganti dengan material kayu yang cocok.

Pel basah harus disingkirkan dikala membersihkan lantai bambu. Pel kering dan sapu kaku telah cukup untuk membersihkan lantai ini secara biasa . Bahan pembersih yang kondusif untuk dipakai di lantai kayu keras dan juga dapat digunakan pada bambu. Lantai bambu yang aus atau tergores mampu diampelas dan difinish kembali, ketimbang melaksanakan penggantian ulang.

Pertimbangan Lingkungan

Kayu keras sangat ramah lingkungan alasannya adalah ialah sumber daya alam. Ini mampu didaur ulang dan terbarukan dan paling baik dibeli dari produsen yang bertanggung jawab terhadap lingkungan untuk menyingkir dari panen dan penebangan berlebihan.

Penggunaan lantai bambu sebagian dikaitkan dengan dipasarkan sebagai produk ramah lingkungan. Hal ini tentu sungguh terbarukan dalam arti bahwa cuma diharapkan 3-5 tahun untuk tanaman bambu mampu matang, berlainan dengan kayu yang memerlukan 70 atau 80 tahun. Tanaman bambu yang dipangkas dapat berkembang kembali.

Dari perbandingan di atas, mampu disimpulkan bahwa perbandingan lantai kayu dan bambu mirip yang diterangkan pada tabel di bawah ini :

Pembanding Lantai Bambu Solid Lantai Kayu Solid
Daya tahan 10-25 tahun, tergantung pada sifat bambu dan bahan pemanis. 30-50 tahun bila dirawat dengan baik dan muncul kembali sesuai keperluan. Tergantung pada sejumlah faktor, mirip apakah lantai itu akhir, jenis kayu yang digunakan, ruangan apa itu, dan seberapa baik dipelihara. Tidak mampu diinstal di ruang bawah tanah. Lantai kayu keras yang telah final dan dirawat dengan baik dapat bertahan selama beberapa dekade.
Material Bahan Kebanyakan bambu kini diproses dengan adesif Kayu; kayu dari pohon yang dipanen, sebagian besar angiospermae
Harga Rp 300.000 - Rp 700.000 per meter persegi Secara umum, semakin sukar kayu keras, semakin mahal harganya, namun juga kian tahan lama. Termasuk biaya tenaga kerja untuk pemasangan, sebagian besar lantai kayu berguna antara Rp 500.000 sampai Rp 2.000.000 per meter persegi.
Sumber Alami, tetapi dengan perekat kimia Alami
Pemasangan Nail-down (paku) atau interlocking Dulu sungguh susah untuk menginstal; kesalahan mampu membuat frustrasi dan mahal. Saat ini, sebagian besar lantai kayu dipotong menjadi papan tipis dan papan alur yang gampang dipasang.
Anti Lembab Tahan air, tetapi lebih rentan terhadap lengkungan dari kelembaban lingkungan. Rentan kepada penetrasi kelembaban, pergantian warna, atau lengkungan. Kayu keras yang direkayasa merupakan alternatif yang lebih tahan air.
Pemulihan Dapat dengan gampang dipulihkan Dapat dengan mudah dikembalikan ke kondisi mirip gres.
Rentan terhadap kerusakan Ya Rawan tergores dan rusak oleh kelembaban
Produk Lantai Lantai bambu adalah jenis lantai yang dibentuk dari flora bambu. Mayoritas produk lantai bambu ketika ini berasal dari Cina dan bab lain di Asia. Bambu Moso yakni spesies yang paling biasa digunakan untuk lantai. Lantai kayu yakni setiap produk yang dibentuk dari kayu yang dirancang untuk digunakan sebagai lantai struktural atau estetika. Lantai kayu solid terbuat dari papan yang digiling dari sepotong kayu.
Water proof Tidak Tidak
Nilai jual kembali Baik Luar biasa


Demikianlah tentang perbandingan Lantai Kayu vs Bambu. Kaprikornus, dalam menentukan material alami untuk lantai mungkin Anda mampu mempertimbangkan dua material di atas, utamanya untuk dipraktekkan pada bangunan bertemaalami seperti Villa atau Resort. Semoga dapat berfaedah dan membuka pengetahuan.

Referensi :

  • https://en.wikipedia.org/wiki/Bamboo_floor
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Hardwood_flooring
  • http://www.choices4you.org/bamboo-floors.php
  • https://www.diffen.com/difference/Bamboo_Floor_vs_Hardwood_Floor

Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon