Sejarah Arsitektur Rumah Gadang
Arsitektur Rumah Gadang : Rumah Adat Minangkabau |
Rumah Gadang ini juga banyak ditemui di sumatra barat, Namun ternyata tak semua kawasan di Minangkabau (darek) boleh membangun rumah budbahasa ini. Kepemilikan Rumah Gadang cuma boleh dilaksanakan untuk tempat yang telah mempunyai status sebagai "nagari" saja yang boleh mendirikan Rumah Gadang.
Begitu juga untuk daerah yang disebut dengan rantau, rumah adab ini juga dulunya tidak ada yang dibangun oleh para perantau Minangkabau. Sebagai sebuah hukum akhlak, prinsip ini dipegang teguh sehingga makna tradisi Rumah Gadang tidak hilang.
Arsitektur Rumah Gadang Dan Ciri Khasnya
Rumah Gadang mempunyai ciri khas pada arsitekturnya dengan bentuk puncak atapnya yang runcing mirip tanduk kerbau. Tanduk ini awalnya dibentuk dari bahan ijuk yang bisa bertahan hingga puluhan tahun. Namun seiring kemajuan jaman, atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng.Rumah Gadang ini berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bagian yakni paras dan belakang. Bagian depan pada Rumah Gadang dihiasi dengan ukiran ornamen dan biasanya bermotif akar, bunga, daun serta bidang persegi empat dan genjang.
Sementara bagian luar belakang biasanya dilapisi dengan pecahan bambu. Rumah tradisional ini disokong oleh tiang-tiang panjang. Bangunan rumah makin ke atas kian besar, tetapi tetap tidak mudah rebah oleh goncangan layaknya pohon.
Setiap unsur dari Rumah Gadang mempunyai makna tersendiri. Makna tersebut dilatari oleh tambo yang ada pada budbahasa dan budaya masyarakat setempat. Inilah yang membuat Rumah Gadang memiliki abjad yang unik.
Pada biasanya Rumah Gadang memiliki satu tangga yang terletak pada bab depan. Sementara dapur dibangun terpisah pada bab belakang rumah yang didempet pada dinding.
Struktur Tahan Gempa pada Arsitektur Rumah Gadang
Karena daerah Minangkabau yang rawan gempa karena berada di pegunungan Bukit Barisan, maka arsitektur Rumah Gadang juga mempertimbangkan desain yang tahan gempa. Seluruh tiang Rumah Gadang ini ternyata tidak ditanamkan ke dalam tanah, namun justru ditumpukan pada kerikil datar yang besar lengan berkuasa dan lebar.Seluruh sambungan pada setiap konferensi antara tiang dan kasau (kaso) besar tidak memakai paku, tetapi menggunakan pasak yang yang dibuat dari kayu. Ketika gempa terjadi Rumah Gadang mampu bergeser secara fleksibel tanpa roboh, mirip menari di atas kerikil datar daerah tiang strukturnya berdiri.
Begitu juga setiap sambungan yang dihubungkan oleh pasak kayu juga mampu bergerak secara fleksibel. Rumah Gadang yang dibangun dengan benar akan tahan kepada goncangan gempa bumi.
Demikianlah tentang Kekayaan Arsitektur Rumah Gadang, Rumah Tradisional dari Minangkabau yang unik dan tahan gempa. Semoga berguna dan dapat menambah wawasan kita semua. Sumber https://www.arsitur.com/
EmoticonEmoticon