Minggu, 07 Februari 2021

Estetika Dalam Arsitektur Berdasarkan Teori Vitruvius

Apakah mungkin untuk mengidentifikasi rasa keindahan secara universal ? Apakah mungkin menunjukkan definisi estetika yang mampu diterapkan pada semua orang pada setiap dikala? Bukankah pengertian kita ihwal estetika dan keindahan dapat berubah dan berlawanan pada waktu dan ruang yang berlainan?

Apakah mungkin untuk mengidentifikasi rasa keindahan secara universal  Estetika Dalam Arsitektur Menurut Teori Vitruvius
Gambar  Vitruvius - img via bl.uk


Gambar ini dibentuk oleh Marcus Vitruvius, seorang arsitek Romawi Kuno yang populer sampai saat ini. Karya Vituvius yang paling terkenal berjudul Ten Books on Architecture, yang ditulis sekitar 20-30 SM.

Buku ini adalah satu-satunya teks yang membahas problem arsitektur yang bertahan pada zaman dulu. Buku itu juga dianggap menjadi salah satu teks pertama dalam sejarah barat yang menggambarkan relasi antara arsitektur badan manusia dan bangunan.

Vitruvius percaya bahwa seorang arsitek mesti konsentrasi pada tiga tema sentral ketika mempersiapkan rancangan untuk sebuah bangunan. Adapun  tiga tema sentral tersebut ialah: firmitas (kekuatan), utilitas (fungsionalitas), dan venustas (keindahan).

Tetapi teori venustas (keindahan) yakni teori yang sangat rumit. Vitruvius berpikir bahwa gagasan wacana keindahan yang tak lekang oleh waktu dapat dipelajari dari 'kebenaran alam', bahwa desain alam didasarkan pada aturan universal ihwal proporsi dan simetri.

Apakah mungkin untuk mengidentifikasi rasa keindahan secara universal  Estetika Dalam Arsitektur Menurut Teori Vitruvius
Estetika Dalam Arsitektur Menurut Teori Vitruvius


Dia yakin bahwa proporsi tubuh mampu digunakan sebagai versi kesempurnaan proporsional yang alami. Dia menulis tentang cara para cendekiawan antik memeriksa banyak teladan 'pria yang berpenampilan baik' dan mendapatkan bahwa tubuh-badan ini memiliki proporsi tertentu.

Dia menunjukkan bahwa badan manusia yang 'ideal' dipasang dengan tepat ke dalam bundar dan bujur kandang, dan dengan demikian beliau menggambarkan kekerabatan yang dia yakini ada antara bentuk geometris yang sempurna dan tubuh yang tepat. Dengan cara ini, tubuh dipandang sebagai buku aturan hidup, berisi aturan-hukum proporsi yang tetap dan tidak bercela yang telah ditetapkan oleh alam.

Karena itu, berdasarkan Vitruvius, desain seorang arsitek mesti mengacu pada kesempurnaan simetri dan proporsi badan manusia yang tidak butuhdipertanyakan lagi estetikanya. Jika suatu bangunan ingin menciptakan rasa eurythmia (suasana anggun dan menyenangkan) maka sungguh penting untuk mempelajari aturan-aturan alam wacana harmoni dan keindahan ini.

Mengapa Etetika dalam arsitektur itu penting?

Mari kita kembali ke teori Vitruvius dan terjemahan dari dua paragraf pertama di buku pertama De Architectura berjudul "On the pembinaan of Architects":

“Ilmu arsitek tergantung pada banyak disiplin ilmu dan aneka macam praktik yang dikerjakan dalam seni lain. Layanan yang ditawarkan berisikan kemampuan dan teknologi. Pengerjaan berkelanjutan dan praktik yang terbiasa, yang dilaksanakan oleh tangan dalam materi yang dibutuhkan untuk tujuan rancangan. Teknologi mengemukakan dan menerangkan banyak sekali hal sesuai dengan kemampuan dan metode teknis.

Kaprikornus arsitek yang tanpa budaya, membidik keahlian manual tidak akan mampu menerima prestise yang sesuai dengan pekerjaan mereka, sementara mereka yang percaya pada teori dan sastra terang mengikuti bayangan dan bukan realita. Tetapi mereka yang telah menguasai keduanya, seperti laki-laki yang mengenakan baju besi lengkap, secepatnya mendapatkan efek dan meraih tujuan mereka ”

Apa yang dibilang Vitruvius bahwa arsitektur yakni ihwal keterampilan dan teknologi. Juga, di paragraf kedua, jikalau kita menafsirkan budaya sebagai penghargaan atas kepekaan dan perilaku audiens sasaran, ini mengarahkan pribadi ke poin penting dalam penciptaan desain.

Perbedaan antara seorang arsitek yang baik dan seorang arsitek yang jago ialah kesanggupan untuk menciptakan penyelesaian elegan dengan cara sedemikian rupa untuk mengasyikkan pemilik dan pengguna bangunan.

Venustatis dalam maknanya yakni kombinasi budaya (mengetahui target pengguna bangunan), kemampuan (Arsitek ingin menciptakan penyelesaian yang elegan) dan teknologi (bab teknis yang umumnya lebih gampang).

Cara paling sederhana dan mudah untuk memilih apakah desain bangunan mampu dikatakan "estetis" ialah dengan menggunakannya atau menerapkannya secara positif. Tidak selama lima menit, tidak selama beberapa hari, tetapi untuk waktu yang usang.

Prinsip-prinsip universal arsitektur yang baik dari Vitruvius meliputi : Daya Tahan, Utilitas, dan Estetika, mampu membantu kita semua menjadi arsitek atau desainer yang lebih baik dalam proyek yang kita lakukan.

Referensi :
http://www.bl.uk/learning/cult/bodies/vitruvius/proportion.html
https://clinicalarchitecture.com/three-principles-of-good-architecture/
Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon