Minggu, 21 Februari 2021

Penyusunan Rencana Bangunan Tinggi Tahan Gempa Dengan Struktur Dinding Geser

Indonesia berada di kawasan yang sungguh rawan dengan gempa bumi. Secara geografis, Indonesia berada pada konferensi lempeng Benua Asia, Australia, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Kondisi yang riskan gempa seharusnya menciptakan penduduk di Indonesia beralih pada struktur bangunan yang tahan kepada gempa. Apalagi untuk bangunan tinggi, tentu saja resiko gempa pada bangunan menjadi berkali lipat.

Dalam menghadapi gempa, selain memakai rangka kolom dan balok, struktur dinding geser juga dapat dipercaya terutama pada bangunan tinggi. Dinding geser ialah dinding kuat layaknya kartu yang mampu mengantisipasi beban lateral pada bangunan.

Indonesia berada di wilayah yang sangat rawan dengan gempa bumi Perencanaan Bangunan Tinggi Tahan Gempa dengan Struktur Dinding Geser
Perencanaan Bangunan Tinggi Tahan Gempa dengan Struktur Dinding Geser


Menurut Taranath (1998), Suatu gedung dikatakan tinggi jikalau struktur dan desainnya dipengaruhi oleh beban lateral yang dapat menimbulkan goyangan pada bangunan. Goyangan ialah besarnya perpindahan lateral pada bab atas bangunan terhadap dasarnya.

Untuk bangunan tinggi, tata cara struktural harus memperhatikan tolok ukur kekuatan, kekakuan dan stabilitas. Persyaratan kekuatan menjadi aspek lebih banyak didominasi untuk struktur bangunan rendah. Sementara untuk bangunan tinggi, kriteria kekakuan dan stabilitas justru menjadi lebih penting dan lebih mayoritas pada desain bangunan.

Wang dan Salmon (1994) menyatakan bahwa perencanaan struktur dapat memakai tata cara kekuatan (strength design method), yang apalagi dulu dinamakan ultimate strength method.

Beban kerja dinaikkan seperlunya dengan beberapa aspek reduksi untuk mendapatkan beban dengan keruntuhan yang dinyatakan f’c - nya sudah “diambang pintu” atau dinamakan beban terfaktor.

Struktur atau unsurnya diproporsikan sedemikian sehingga mencapai kekuatannya pada dikala bekerjanya beban terfaktor. Perhitungan kekuatan ini memperhitungkan sifat kekerabatan yang tidak linear antara tegangan dan regangan dari beton.

Walaupun dinding struktural atau dinding geser direncanakan memikul seluruh beban gempa, tetapi rangka balok dan kolom tetap mesti diperhitungkan terhadap efek simpangan lateral dinding struktural oleh asumsi beban gempa.

Hal ini mengenang rangka tersebut pada tiap lantai masih menyatu dengan dinding struktur melalui kekerabatan lantai ke lantai. Efek tersebut di atas dinamakan “syarat kompatibilitas deformasi” dan pada SNI – 03 – 2847 – 2002 dijelaskan pada Pasal 23.9.

Ditetapkan bahwa unsur struktur yang semula bukan ialah sistem pemikul beban lateral mesti mampu tetap memikul beban gravitasi kalau terkena deformasi lateral yang disebabkan oleh asumsi beban gempa.

Hal ini telah ditentukan oleh SNI – 03 – 2847 – 2002 Pasal 23.9 yang menyatakan bahwa rincian gempa khusus diperlukan untuk unsur dan bagian non-tata cara pemikul beban lateral mirip yang disampaikan dalam R. Purwono,2005.

Dinding geser mempunyai daya tahan terhadap beban lateral, tetapi cuma untuk satu arah sumbu saja. Sehingga dengan adanya perlindungan rangka berupa kolom dan balok, maka kekuatan struktur akan menjadi lebih baik dalam menghadapi beban gempa.

Download Perencanaan Ulang Gedung Tahan Gempa dengan Struktur Dinding Geser

credit : sipilworld.com
Sumber https://www.arsitur.com/


EmoticonEmoticon